Selasa, 14 April 2015

Kisah Inspiratif Gadis Pebisnis Sewa Kamera

Kisah Inspiratis datang dari seorang pelajar salah satu SMA di Kota Gresik - Jawa Timur, bernama Bella Mutia Fatma, Gadis kelahiran 27 Juli 1998 ini ternyata memiliki bisnis yang ia dirikan sendiri dan mampu meraup omzet jutaan rupiah per bulannya. Ini dia kisahnya …


Hi Bella, Sejak kapan kamu suka kamera ?
Awalnya om Saya punya kamera yang tak terpakai. Waktu itu beliau punya Canon EOS 1100D, dan hanya dijual seharga 3 Juta Rupiah. Melihat Saya ingin sekali memilikinya, akhirnya beliau mengizinkan Saya untuk mencicil 300ribu rupiah per bulan selama 10 bulan lamanya. Perlahan Saya menabung untuk melunasi sisa cicilan Saya. Kalau kamera Saya sedang Nganggur , ternyata ada juga teman Saya yang berniat menyewa kamera milik Saya. Dari situlah ide saya muncul untuk memulai menyewakan Kamera Saya.

Dari sana Anda terpikir untuk membuka bisnis persewaan kamera?

Betul, Saat itu spontan saja dalam pikiran Saya untuk menyewakan Kamera Saya secara umum, dan  ternyata kemampuan Saya memotret tidak begitu bagus. Daripada kamera bagus seperti ini hanya digunakan untuk foto-foto yang kurang bermanfaat, lebih baik Saya coba menawarkan ke teman-teman yang ingin menyewa . Pelanggan Saya beragam, kabanyakan sih memang masih teman Saya, mulai dari yang ingin belajar fotografi, hingga yang hanya berniat narsis-narsis saja. Untuk tarif menyewa, Saya mematok harga yang relative murah, 50ribu untuk menyewa Kamera Saya selama 6jam.
Alhamdulillah untungnya cukup memuaskan, berwal dari iseng-iseng kini saya mampu membeli 3 Kamera baru yang juga saya sewakan. Sekarang Saya bisa menyewakan lebih banyak kamera, Tentu pendapatan turut bertambah juga, Saya juga bangga karena dengan bisnis yang Saya rintis ini ternyata bisa membantu ekonomi keluarga.

Apakah semuanya berjalan dengan lancar ?

Tentu tidak. Semua usaha pasti ada problem. Dari situ Saya mendapat pengalaman. Pernah ada pelanggan  Saya yang membawa kabur 3 Kamera Saya. Namun karena pelakunya juga masih pelajar seumuran Saya, akhirnya Saya memutuskan untuk tidak memperpanjang kasus ini, kasihan mereka. Anggap Saja hal itu menjadi pembelajaran buat Saya agar dapat me-manage bisnis Saya dengan lebih baik

Anda tidak menyerah dengan masalah itu ?

Tentu Saya merugi pada saat itu. Namun, kejadian tersebut  juga menjadi pelajaran bisnis yang luar biasa. Saya langsung mengadakan perbaikan manajemen untuk usaha Persewaan Kamera Saya. Tiap pelanggan yang menyewa harus menyerahkan KTP, atau kartu pelajar kalau si penyewa masih sekolah. Selain itu, Saya melakukan disiplin keuangan dengan bukti kuitansi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.

Berapa omzetnya sekarang?

Dengan harga sewa 50 ribu per 6 jam, alhamdulillah Saya bisa dapat mengumpulkan 7juta s.d 8juta tiap bulannya. Dari jumlah itu saya sisihkan sedikit untuk tetap menabung guna membeli kamera baru, tentunya agar pendapatan semakin menungkat juga.

Lumayan juga yah, bias jajan mewah dong ?

Hahaha… Hasilnya Saya gunakan untuk membantu orang tua membayar keperluan sekolah Saya dan dua adik Saya. Saat ini Saya juga sedang menyicil mobil untuk mempermudah transportasi keluarga.  Harapan Saya, selain memperbanyak properti kamera, Saya juga ingin mendirikan studio foto. Semoga satu hari nanti memberangkatkan keluarga untuk naik Haji. Amin…